Global  

Iran Akan Bertemu Putin Usai Diserang Amerika

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi. Foto: IRNA

MITRABERITA.NET | Amerika Serikat membantu Israel dengan melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran dengan menggunakan 6 pesawat pembom siluman.

Setelah insiden tersebut, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan langkah diplomatik yang mengejutkan. Iran segera menemui Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memperkuat koordinasi strategis.

Dalam konferensi pers yang digelar di Istanbul, Turki, Abbas secara tegas menyatakan bahwa “tidak ada lagi ruang untuk diplomasi” dengan Amerika Serikat.

Iran menilai Amerika Serikat telah mengkhianati proses perdamaian. Dalam kesempatan itu, Iran juga mengatakan bahwa Rusia justru sebagai sahabat sejati Iran.

“Rusia adalah sahabat Iran dan kami menikmati kemitraan strategis,” ujar Abbas, seraya mengonfirmasi rencana kunjungannya ke Moskow, pada Senin 23 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa dirinya akan melakukan konsultasi serius dengan Presiden Putin untuk menyatukan langkah dan sikap menyikapi situasi terbaru setelah Amerika Serikat ikut campur.

“Iran tidak melakukan kesalahan apa pun. Kami tidak mengerti mengapa Iran harus diserang karena tuduhan palsu bahwa Iran sedang berupaya mendapatkan senjata nuklir,” tegas Abbas.

Pernyataan tegas itu sebagai bantahan keras Iran dalam menolak narasi yang dibangun oleh pihak Washington. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia langsung merespons keras tindakan AS.

Dalam pernyataan resminya, Moskow menyebut serangan tersebut sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab dan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

“Sudah jelas bahwa eskalasi yang berbahaya telah dimulai, yang penuh dengan gangguan lebih lanjut terhadap keamanan regional dan global,” demikian pernyataan Kemenlu Rusia, dikutip INews.id.

Di sisi lain, kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Presiden Putin belum berencana untuk berbicara dengan mantan Presiden AS Donald Trump terkait situasi ini, namun komunikasi dapat dibuka jika dinilai mendesak.

Editor: Tim Redaksi