Harga Bitcoin Tiba-tiba Melambung Tinggi

Foto: Tokocrypto

MITRABERITA.NET | Harga Bitcoin (BTC) hari ini loncat tinggi dan berhasil menembus level US$ 110 ribu. Hal itu ditopang respons positif pasar terhadap negosiasi dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa 10 Juni 2025 pukul 06.30 WIB, kapitalisasi Pasar Kripto global melonjak 4,02% menjadi US$ 3,43 triliun dalam 24 jam.

Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) hari ini terlihat melejit 4,02% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 110.054 per koin atau setara Rp 1,79 miliar (kurs, Rp 16.300).

Penguatan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 6,07% menjadi US$ 2.664 per koin. Binance (BNB) juga meningkat 1,87% menjadi US$ 664 per koin.

Dikutip dari CoinDesk, Bitcoin kembali menunjukkan taringnya, melonjak ke level US$ 110 ribu menjadi level tertinggi sepanjang Juni dan mendekati rekor harga tertingginya pada Mei lalu.

Kenaikan BTC memicu reli di pasar kripto. Ethereum (ETH) turut menguat. Lonjakan harga Bitcoin memicu likuidasi besar-besaran posisi short (jual) oleh trader yang bertaruh harga akan turun.

Menurut data CoinGlass, lebih dari US$110 juta posisi short dilikuidasi dalam satu jam, dan total likuidasi short di seluruh pasar kripto hari itu mencapai US$330 juta, tertinggi dalam sebulan terakhir.

Sementara itu, pasar saham global terpantau mayoritas menguat. Saham-saham terkait kripto ikut menguat, mengikuti tren positif Bitcoin sejak akhir pekan.

Analis populer dan pendiri Cubic Analytics Caleb Franzen menyebut, pergerakan ini sebagai ‘peaceful rally’, yaitu kenaikan yang stabil dan konsisten, tanpa volatilitas ekstrem.

“Setiap kali ada sinyal pelemahan, pembeli langsung masuk dan mempertahankan tren,” katanya.

Menurut laporan analis Bitfinex, kondisi pasar kripto saat ini berada dalam posisi yang lebih sehat untuk melanjutkan reli.

Setelah koreksi Bitcoin sebesar 10% ke dekat US$ 100 ribu dan likuidasi leverage lebih dari US$1,9 miliar dalam sepekan terakhir, tekanan jual berlebihan telah berkurang.

Meski demikian, data on-chain menunjukkan potensi tekanan jual dari investor jangka panjang yang bisa menahan laju permintaan.

“Bitcoin kini berada di persimpangan jalan, antara dukungan struktural dan momentum bullish yang mulai melemah, menunggu pemicu makro selanjutnya,” tulis Bitfinex dalam laporannya.

Analis dari Wintermute Jake O mencatat, pertemuan antara perwakilan dagang AS dan China dalam membahas negosiasi dagang kedua negara bisa menjadi katalis.

“Pasar akan sensitif terhadap setiap berita dari negosiasi dagang AS dan China tersebut, sambil menanti rilis data inflasi (CPI) AS pada Rabu (11/6/2025),” katanya.

Sumber: Investor.id