MITRABERITA.NET | Pemerintah Aceh resmi menginstruksikan seluruh bupati dan wali kota di provinsi itu untuk menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, menyusul cuaca ekstrem yang memicu banjir dan longsor di berbagai daerah.
Instruksi tersebut disampaikan Gubernur Aceh sebagai tindak lanjut Surat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 300.2.8/9333/SJ tertanggal 18 November 2025 tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Keputusan ini diambil mengingat intensitas hujan tinggi, kondisi tanah jenuh air, serta meningkatnya jumlah daerah terdampak dalam sepekan terakhir.
“Langkah siaga darurat ini sangat penting sebagai strategi mitigasi dan upaya menyelamatkan masyarakat dari risiko yang lebih luas,” ujar Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, Kamis 27 November 2025.
Melalui instruksi resmi tersebut, Gubernur meminta seluruh kepala daerah mengambil langkah cepat dengan melakukan pemetaan detail daerah rawan bencana berdasarkan kajian risiko dan rencana kontingensi, serta menyiagakan seluruh sumber daya daerah termasuk anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT).
Gubernur Aceh juga menginstruksikan agar Pemda mengaktifkan posko bencana dan apel kesiapsiagaan bersama TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan elemen masyarakat.
Selanjutnya, menyiapkan logistik dan peralatan penanganan bencana secara terukur, memantau kondisi cuaca dan potensi ancaman secara real-time berdasarkan data BMKG dan BPBD.
Pemda juga diminta melakukan perbaikan infrastruktur darurat dan normalisasi sungai untuk mencegah banjir susulan. Melaksanakan evakuasi, pendataan korban, dan pemenuhan kebutuhan dasar sesuai standar pelayanan minimal.
Bupati dan Wali Kota seluruh Aceh juga diinstruksikan agar segera mengoptimalkan peran camat melalui Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana.
Selain itu, Gubernur menegaskan bahwa salah satu dampak besar banjir dan longsor adalah terganggunya arus transportasi dan distribusi logistik. Pemerintah meminta semua pihak, termasuk dunia usaha untuk membantu kelancaran distribusi sembako dan bantuan ke daerah terdampak.
Menurut laporan BPBD kabupaten/kota, sejumlah daerah telah lebih dulu menetapkan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, yakni: Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, Aceh Tengah, dan Aceh Utara.
Sementara itu, daerah terdampak banjir dan longsor meliputi Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Selatan, dan Aceh Singkil. Bireuen menjadi wilayah terparah, bahkan dilaporkan nyaris lumpuh akibat banjir yang meluas.
BPBA telah mengirim 500 unit life jacket, perahu polietilen, dan mesin perahu untuk mendukung proses evakuasi di daerah paling terdampak.
Gangguan terhadap jaringan listrik dan telekomunikasi juga terjadi di sejumlah wilayah. Namun Pemerintah Aceh menyampaikan bahwa pihak PLN dan operator seluler sedang melakukan penanganan untuk memulihkan layanan.
“Tim Pemerintah Aceh bersama tim kabupaten/kota masih terus berada di lapangan. Pendataan jumlah korban dan warga terdampak masih berlangsung,” kata Muhammad MTA.
Instruksi siaga darurat ini diharapkan mempercepat respons penanganan bencana dan meminimalkan dampak cuaca ekstrem yang masih berpotensi berlanjut di Aceh dalam beberapa hari ke depan.
Penulis: Hidayat Pulo | Editor: Redaksi













