EDUKASI

Gandeng GEN-A, Kepala Puskesmas Meuraxa Lantik Kader Edukator dan Konselor Remaja

×

Gandeng GEN-A, Kepala Puskesmas Meuraxa Lantik Kader Edukator dan Konselor Remaja

Sebarkan artikel ini
Gandeng GEN-A, Kepala Puskesmas Meuraxa Lantik Kader Edukator dan Konselor Remaja. Foto: Dok. GEN-A

MITRABERITA.NET | Sebanyak 17 remaja dari empat gampong di Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, dilantik sebagai kader setelah mengikuti program Pelatihan Edukator dan Konselor Sebaya TaKasi-SeRa, Ahad 27 Juli 2025.

Program yang diinisiasi organisasi pemuda Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) bekerja sama dengan Puskesmas Meuraxa, dan berlangsung selama dua hari, pada 26–27 Juli 2025.

Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya strategis membangun struktur kader remaja desa yang mampu memberikan edukasi dan konseling dasar kepada teman sebaya di lingkungan masing-masing.

Para peserta berasal dari Gampong Asoe Nanggroe, Lambung, Ulee Lheue, dan Gampong Blang, daerah yang tidak hanya padat penduduk tetapi juga berada di kawasan pesisir yang rentan terhadap risiko bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami.

Pelatihan TaKasi-SeRa (singkatan dari Teman Konselor dan Sahabat Edukasi Remaja) dirancang untuk menjawab tiga isu krusial yang dihadapi remaja saat ini: kesehatan mental, gizi remaja, serta kesiapsiagaan terhadap bencana alam.

Ketiganya merupakan tantangan nyata yang kerap dihadapi remaja, namun masih minim dijangkau oleh program edukatif yang berbasis komunitas secara berkelanjutan.

Di samping isu substansial tersebut, pelatihan ini juga melatih keterampilan interpersonal seperti teknik konseling sebaya, edukasi partisipatif, hingga pertolongan pertama pada luka psikologis (P3LP).

“Kita tidak ingin anak-anak ini hanya menjadi penerima informasi, melainkan pelaku aktif yang mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan dan tanggap bencana secara mandiri, tepat, dan empatik kepada komunitasnya,” ujar dr. Imam Maulana, Direktur

Peserta pelatihan dibekali delapan modul tematik dengan pendekatan interaktif, mulai dari teori dasar, kerja kelompok kecil (Small Working Group), praktik edukasi langsung, hingga simulasi konseling.

Proses pembelajaran dilakukan secara intensif mulai pukul 08.30 hingga 16.30 WIB selama dua hari penuh, dengan sesi evaluasi pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta, serta praktik konseling dan edukasi.

Keterlibatan remaja dalam edukasi kesehatan bukanlah hal baru, namun dalam konteks desa, peran tersebut masih sering dipinggirkan. Padahal, menurut data Dinas Kesehatan Aceh, angka kasus gizi tidak seimbang dan tekanan psikologis pada remaja mengalami peningkatan pascapandemi.

Ditambah lagi, kawasan Meuraxa merupakan wilayah dengan histori bencana tsunami 2004, yang menjadikan aspek edukasi kesiapsiagaan sebagai kebutuhan mendesak.

“Remaja adalah ujung tombak perubahan. Ketika mereka dilibatkan secara aktif, transformasi sosial di desa bisa terjadi lebih cepat dan lebih tepat sasaran,” ujar Zairina, SKM., M.Kes, Kepala Puskesmas Meuraxa saat membuka kegiatan secara resmi.

Zairina menambahkan bahwa keberadaan kader muda sangat membantu upaya promosi kesehatan yang dilakukan Puskesmas, terutama dalam menjangkau kelompok sebaya yang lebih nyaman menerima informasi dari sesama remaja.

Ia berharap model pelatihan TaKasi-SeRa ini bisa direplikasi ke gampong-gampong lain di Kota Banda Aceh.

Salah satu peserta sekaligus Ketua Kader Remaja TaKasi-SeRa, Siti Humaira Funna dari Gampong Ulee Lheue, menyampaikan antusiasmenya atas kesempatan tersebut.

Menurutnya, menjadi bagian dari kader bukan hanya soal menjadi ‘pemberi informasi’, melainkan bentuk tanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan ketangguhan kampungnya.

“Kami ingin jadi teman sebaya yang bisa didengar dan dipercaya. Banyak teman yang malu curhat ke orang dewasa soal stres, gizi, atau bahkan trauma. Di sini kami belajar jadi pendengar yang baik, dan membantu dengan cara yang tepat,” ujar Funna dengan penuh semangat.

Funna juga berharap dukungan keberlanjutan terus didapatkan agar timnya dapat berkembang. “Kami berharap agar terus mendapatkan dukungan dari pihak Puskesmas dan GEN-A pengembangan diri kami kedepannya,” tambahnya.

Di akhir pelatihan, seluruh peserta akan dilantik secara simbolik sebagai kader resmi TaKasi-SeRa oleh Kepala Puskesmas Meuraxa. Mereka juga akan membentuk struktur organisasi remaja di tingkat kecamatan yang diharapkan dapat bersinergi dengan kegiatan Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP).

Menurut dr. Imam Maulana, pelatihan ini bukan sekadar kegiatan jangka pendek, tetapi bagian dari rencana jangka panjang GEN-A dalam membangun model community youth health leadership yang bisa direplikasi ke seluruh Aceh.

“Dengan dukungan lintas sektor, kami yakin gerakan ini bisa menjadi jawaban atas tantangan kesehatan remaja hari ini, terutama di daerah yang secara geografis dan sosial masih memiliki banyak keterbatasan,” tegasnya.

Editor: Tim Redaksi

Media Online