Dinamika Politik Koalisi dan Calon Walikota Banda Aceh Kian Memanas

  • Bagikan
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik, Usman Lamreung. Foto: MitraBerita

MitraBerita | Lobi politik menjelang pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh semakin memanas dengan berbagai dinamika dan perubahan. Partai-partai politik, beserta elitnya, masih terlibat dalam intensifnya perundingan koalisi, sementara keputusan final mengenai pasangan calon belum terwujud.

Partai NasDem, yang telah mengusung Teuku Irwan Johan sebagai bakal calon Walikota, masih mencari pasangan Wakil yang tepat. Proses komunikasi lintas partai sedang berlangsung untuk menentukan pendamping Irwan Johan.

Pilihan yang cermat untuk Wakil dapat mempengaruhi popularitas dan dukungan, meskipun peran politik Wakil Walikota dalam pemerintahan nanti mungkin tidak signifikan.

Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) telah mendeklarasikan Aminullah Usman sebagai calon Walikota dan Afdhal Khalilullah sebagai calon Wakil.

Namun, deklarasi ini belum final, dan pembicaraan koalisi masih berlanjut, dengan munculnya spekulasi tentang kesepakatan dengan Partai Demokrat dengan mengusung Isnaini.

“Informasi terbaru menunjukkan bahwa PAN dan Demokrat mungkin mendekati kesepakatan koalisi, yang dapat mempengaruhi posisi calon lain seperti Ibu Illiza,” kata Pengamat Politik Usman Lamreung, Ahad 11 Agustus 2024.

Menurutnya, saat ini Illiza juga sedang mencari dukungan dan rekomendasi dari Demokrat, namun kemungkinan koalisi PAN-Demokrat bisa mengecilkan peluangnya kecuali ia membangun koalisi dengan partai lain seperti PKS, Golkar, atau Gerindra.

PKS Banda Aceh, hingga saat ini, belum menetapkan arah dukungannya, meskipun telah banyak pendekatan dari berbagai calon dan partai. “Koalisi antara PKS, Demokrat, dan PAN, jika terwujud, berpotensi menjadi kekuatan politik yang signifikan melawan NasDem,” katanya.

Ia menuturkan, kedepannya masyarakat Banda Aceh akan menyaksikan perkembangan lebih lanjut dalam penentuan koalisi dan calon, dengan dinamika politik yang terus berubah.

Koalisi yang terbentuk akan lebih berfokus pada strategi politik dan kekuasaan daripada kepentingan publik, memunculkan pertanyaan tentang prioritas dan komitmen para calon terhadap rakyat.

  • Bagikan