MITRABERITA.NET | China menyatakan kesiapannya untuk memasok jet tempur canggih J-10 ke negara-negara sahabat, di tengah laporan yang menyebut Iran tengah menjajaki pembelian pesawat tempur multi-peran tersebut.
Langkah ini langsung memicu kekhawatiran dari Amerika Serikat dan Israel, yang menilai potensi kerja sama militer tersebut dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Pernyataan resmi ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin. “China bersedia berbagi pencapaian pengembangan peralatannya dengan negara-negara sahabat,” ujarnya seperti dikutip dari Newsweek, pada Kamis 10 Juli 2025.
Meski tidak menyebut Iran secara eksplisit, pernyataan itu muncul hanya beberapa hari setelah media melaporkan bahwa pejabat tinggi Iran sedang melakukan pembicaraan serius dengan China mengenai pengadaan J-10C.
Jet tempur ini merupakan tulang punggung kekuatan udara China yang digadang-gadang mampu menyaingi pesawat generasi keempat milik Barat.
Minat Iran terhadap J-10C tidak lepas dari kondisi pertahanannya pasca serangan besar-besaran Israel pada April lalu, yang menyasar fasilitas militer dan nuklir strategis.
Serangan tersebut menyoroti kelemahan sistem pertahanan udara Iran yang selama ini masih sangat bergantung pada alutsista Rusia yang dianggap mulai usang.
Analis militer menyebut, pembelian J-10C menjadi bagian dari strategi Iran untuk merevitalisasi kekuatan udaranya.
Jet tempur ini terbukti efektif dalam berbagai skenario tempur, termasuk dalam konfrontasi antara India dan Pakistan, di mana J-10C yang dioperasikan Pakistan dinilai mampu menandingi bahkan melampaui jet India dalam sejumlah manuver udara.
Reaksi keras datang dari Israel. Konsul Jenderal Israel di Shanghai, Ravit Baer, secara terbuka meminta China menggunakan pengaruhnya terhadap Teheran.
“China adalah satu-satunya yang mampu memengaruhi Iran… Mereka dapat menekan Iran. Mereka memiliki kekuatan politik atas Iran. Mereka dapat membantu mengubah aktivitas jahatnya di kawasan,” katanya kepada Bloomberg.
Amerika Serikat pun dikabarkan memantau situasi ini dengan penuh kekhawatiran, terutama karena langkah tersebut berpotensi merusak upaya deeskalasi konflik di kawasan serta mempersempit jalur diplomasi terkait program nuklir Iran.
China Semakin Agresif di Pasar Senjata Global
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing memang menunjukkan ambisi besar dalam memasarkan produk alutsistanya secara global.
Tak lagi hanya mengandalkan teknologi Rusia, China telah berhasil mengembangkan platform militernya sendiri, termasuk J-10C, yang kini menjadi daya tarik utama bagi negara-negara berkembang.
Laporan Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) mencatat bahwa China kini aktif mengekspor senjata ke Myanmar, Pakistan, Thailand, hingga Uni Emirat Arab (UEA).
UEA bahkan sempat meninjau pembelian jet tempur F-35 dari AS, namun kemudian mempertimbangkan alternatif dari China karena kendala politik dan teknologi dari Washington.
Editor: Tim Redaksi