MITRABERITA.NET | Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang akrab disapa Haji Uma, bertemu Bupati Kabupaten Aceh Barat, Tarmizi, pada Ahad 3 Agustus 2025 lalu, di Kota Meulaboh.
Dalam kesempatan itu, Haji Uma mengapresiasi kinerja Bupati Aceh Barat yang dinilai mampu menggandeng sejumlah investor untuk menanamkan modalnya di Aceh Barat.
Menurutnya, kehadiran investor menjadi salah satu indikator kepercayaan terhadap iklim investasi daerah yang kondusif dan menjanjikan.
“Saya mengapresiasi langkah Bupati Tarmizi yang berhasil menarik beberapa investor ke Meulaboh. Ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah,” ujar Haji Uma.
Dalam keterangannya kepada media, Selasa 5 Agustus 2025, Haji Uma mengungkap bahwa salah satu topik yang turut dibahas adalah progres pembangunan pabrik pengolahan karet yang menjadi salah satu proyek strategis dalam upaya hilirisasi komoditas unggulan daerah.
Haji Uma mempertanyakan perkembangan proyek tersebut kepada Bupati Aceh Barat, termasuk target yang ingin dicapai serta tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya.
Haji Uma menuturkan, Bupati Aceh Barat mengungkapkan bahwa pabrik pengolahan karet di wilayahnya sebenarnya sudah mulai berproduksi. Namun, saat ini masih menghadapi kendala dalam hal ketersediaan bahan baku utama berupa getah karet.
Dalam kesempatan itu, Bupati mengatakan potensi di sana kaya akan sumber daya. Produksi di pabrik sudah mulai berjalan, hanya saja masih menghadapi kendala karena masih harus dipasok dari Sumatera Utara.
Dalam pertemuan itu, Haji Uma juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi daerah, terutama dalam hal penguatan sektor hulu untuk mendukung keberlanjutan industri pengolahan.
Ia berharap Pemkab Aceh Barat dapat mendorong peningkatan produksi karet rakyat melalui pembinaan, pemberian stimulus kepada petani, serta memperluas areal perkebunan agar pasokan bahan baku dapat terpenuhi secara mandiri tanpa ketergantungan dari luar daerah.
Haji Uma juga memberi masukan kepada pemerintah segera merumuskan dalam desain Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) guna menata zona zona penanaman seperti karet, sawit dan lainnya.
“Karena selama ini banyak masyarakat yang alih tanam dari karet ke sawit dan komoditas lainnya karna tidak ada kepastian harga,” katanya.
Pertemuan tersebut juga membahas soal Proyek Strategis Nasional (PSN) di Aceh Barat, terutama terkait pengadaan tanah yang salah satunya PSN Bendungan Irigasi Lhok Guci yang terletak di Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat.
Editor: Tim Redaksi