MITRABERITA.NET | Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia bersama BNNP Aceh mencatatkan hasil positif terhadap upaya yang dilakukan untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Kepala BNNP Aceh, Marzuki Ali Basyah, mengungkapkan bahwa prevalensi penyalahgunaan narkoba mengalami penurunan secara signifikan pada 2024.
Hal ini disampaikan Marzuki Ali Basyah dalam kegiatan konferensi pers rilis akhir tahun yang digelar di Aula Kantor BNNP Aceh, pada Selasa 24 Desember 2024.
“Berdasarkan hasil riset yang dilakukan BNN RI bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun ini mengalami penurunan,” katanya.
Angka penyalahgunaan narkoba yang pernah digunakan turun dari 2,47% menjadi 2,20%, sementara angka penyalahgunaan dalam setahun terakhir turun dari 1,95% menjadi 1,73%.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi yang diterapkan oleh BNN dan BNNP Aceh dalam memerangi narkoba di Indonesia khususnya di Aceh.
Marzuki menyebutkan empat pendekatan utama yang diimplementasikan dalam pencegahan dan pemberantasan narkotika, yakni Soft Power Approach, Smart Power Approach, Hard Power Approach, dan Cooperation.
Soft Power Approach
Strategi pertama, Soft Power Approach, berfokus pada pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi. BNNP Aceh aktif melakukan edukasi kepada masyarakat melalui media elektronik dan non-elektronik.
Salah satunya, pada tahun 2024, BNNP Aceh melaksanakan program Desa Bersih Narkoba (Bersinar) di tiga desa, yakni Gampong Mureu Baro, Gampong Meurah, dan Gampong Meunasah Bak Trieng yang semuanya terletak di Kabupaten Aceh Besar.
“Selain itu, upaya penyuluhan juga menyasar sarana publik seperti warung kopi bersih narkoba dan lapangan olahraga yang memuat pesan anti-narkoba,” ungkap Kepala BNNP Aceh.
Pemberdayaan masyarakat juga menjadi fokus utama, di mana BNNP Aceh memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat di kawasan rawan narkoba.
Marzuki mengatakan sebanyak 90 orang dari tiga desa telah mengikuti pelatihan yang meliputi budidaya pertanian dan pengelolaan lahan produktif.
Strategi Smart Power
Seiring dengan kemajuan teknologi, BNNP Aceh juga mengoptimalkan Smart Power Approach. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyempurnakan layanan terintegrasi seperti BNN One Stop Service (BOSS) dan Sistem Informasi Masyarakat (SIMAS) yang dapat diakses kapan saja oleh masyarakat.
Selain itu, BNNP Aceh juga aktif menggunakan media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, dan YouTube untuk menyebarluaskan informasi terkait Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Strategi Hard Power
Marzuki mengatakan, pada 2024 BNNP Aceh mengungkap berbagai jaringan narkotika dengan melibatkan berbagai instansi penegak hukum.
Melalui tindakan tegas, BNNP Aceh berhasil mengungkap 31 kasus tindak pidana narkotika, mengamankan 36 tersangka, dan menyita barang bukti berupa 35,2 kilogram sabu dan 254,2 kilogram ganja.
Selain itu, BNNP Aceh juga memusnahkan dua ladang ganja di Kabupaten Aceh Besar, yang mencakup total 10.000 batang tanaman ganja dengan berat sekitar 4,5 ton.
“Hasil ini turut menyelamatkan lebih dari 155.000 jiwa generasi penerus bangsa dari ancaman penyalahgunaan narkoba,” katanya.
Strategi Cooperation
Marzuki menegaskan bahwa upaya penanggulangan narkotika tidak bisa dilakukan sendiri hanya oleh BNNP Aceh. Karena itu, BNNP Aceh menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai instansi pemerintah.
“Kita berkolaborasi dengan pihak swasta, sektor kesehatan, pendidikan, serta berbagai komponen masyarakat. Kolaborasi ini sangat penting untuk menghadapi masalah narkoba yang kompleks dan multidimensional,” jelasnya.
Selain itu, BNNP Aceh juga memperkuat hubungan internasional, salah satunya dengan Kepolisian Diraja Malaysia, dalam upaya P4GN di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Dengan kerja keras dan berbagai pendekatan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat, BNNP Aceh berhasil menekan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba.
Ia berharap ke depan angka tersebut semakin menurun, sehingga akan memberikan harapan baru dalam upaya menciptakan masyarakat Indonesia yang bebas dari ancaman narkotika.