MITRABERITA.NET | Jika pada pemerintahan Aceh periode sebelumnya gubernur dan rombongan dari Aceh yang kerap keluar negeri dengan dalih mencari investor, pemerintahan Aceh di bawah kepemimpinan Muzakir Manaf-Fadhlullah justru kedatangan banyak calon investor.
Bahkan sebelum pasangan Mualem-Dek Fadh dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030, telah tersiar kabar bahwa akan banyak investasi yang akan masuk ke Aceh.
Alasannya sangat kuat, salah satunya karena saat ini Aceh dipimpin oleh orang kuat dan berpengaruh.
Seperti diketahui, Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) merupakan mantan pimpinan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sebelumnya mengendalikan situasi keamanan di Aceh.
Di sisinya ada Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah yang tak lain adalah Ketua Partai Gerindra Aceh, anak buah Presiden Prabowo Subianto yang barang tentu memiliki kedekatan khusus dengan Wagub Aceh.
Mantan Aktivis Referendum 1999, Darnisaf Husnur (Bang Saf), mengatakan bahwa kedekatan antara Mualem-Dek Fadh dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto tidak boleh disia-siakan.
“Inilah saat yang sangat tepat jika ingin membangun Aceh menjadi daerah yang lebih maju dan sejahtera. Apalagi kita membaca berita begitu banyak calon investor yang sudah datang dsn menyatakan diri berminat untuk berinvestasi di Aceh,” ujarnya, Senin 5 Mei 2025.
Namun, Bang Saf berharap kedatangan para calon investor ke Aceh murni untuk menanamkan investasinya agar bisa mengubah Aceh menjadi salah satu daerah yang maju di dalam lima tahun ke depan.
“Apalagi kita tahu di Aceh masih sangat tinggi angka pengangguran dan kemiskinan. Masuknya investasi ke Aceh ini kita harapkan mampu mengurangi pengangguran dan kemiskinan, kita tidak bicara soal ketimpangan ekonomi, setidaknya masyarakat punya pekerjaan dan penghasilan yang layak,” katanya.
“Jadi, bicara banyaknya calon investor yang ingin berinvestasi di Aceh ini harus bicara serius, jangan asal bicara. Kita berharap semoga bukan Haba Cet Langet –bukan sekedar isu– atau kalau kata Pak Prabowo jangan hanya omon-omon,” harapnya.
Bang Saf percaya, dengan keseriusan Pemerintah Aceh memudahkan investor untuk menanamkan investasinya di Aceh, berbagai jenis investasi akan mengubah wajah Aceh lima tahun ke depan.
“Kita sebagai masyarakat tentu saja menunggu, setidaknya sampai akhir tahun 2025 ini, kita akan melihat apakah ada pabrik yang dibangun atau ada industri yang jalan di Aceh atau masih sekedar wacana. Kalau masih sekedar wacana berarti investasi untuk Aceh hanya omon-omon,” katanya.
Bang Saf mengharapkan perekonomian Aceh dalam lima tahun ke depan berubah menjadi lebih baik, bukan sekedar angka angka yang dikeluarkan oleh lembaga atau instansi tertentu, sementara di lapangan rakyat masih menderita.
“Satu sisi kita menyakini memang tidak mungkin di dunia ini tidak ada kemiskinan, tapi dengan berbagai potensi yang dimiliki oleh Aceh hingga saat ini, rasanya kita malu menjadi orang Aceh kalau terus begini tak ada perubahan,” jelasnya.
Selain itu, menurut Bang Saf, banyak masyarakat yang berdoa dan menaruh harapan di pundak Mualem-Dek Fadh untuk bisa membawa Aceh keluar dari kemiskinan.
“Setidaknya kita jangan sampai juara termiskin terus di Sumatera, jangan nomor satu terus lah, minimal tahun 2026 kita sudah di angka 3 atau angka 2 di Sumatera. Begitu juga untuk nasional, minimal udah nomor 10 jangan nomor lima terus,” tutupnya, sambil tersenyum penuh makna.
Penulis: Hidayat | Editor: Redaksi