MITRABERITA.NET | Rakyat Aceh semakin akrab dengan transaksi digital. QRIS kini bukan sekadar pilihan, melainkan menjadi bagian dari gaya hidup baru yang mencerminkan semangat ekonomi syariah dan efisiensi keuangan modern.
Hingga Juli 2025, jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Aceh telah mencapai 637.422 user dengan dukungan 218.396 merchant yang menerima pembayaran non-tunai. Angka ini tumbuh 22 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Aceh, Agus Chusaini, saat acara Bincang Bareng Media untuk edisi September 2025, di Kota Banda Aceh, Selasa 16 September 2025.
Kepala BI perwakilan Aceh menjelaskan, dari sisi volume, transaksi QRIS di Aceh mencapai 2,3 juta transaksi, atau tumbuh 18,66 persen year-on-year (yoy). Meski demikian, nilai transaksi justru mengalami kontraksi sebesar 8,70 persen yoy, dengan total nominal Rp226 miliar.
Dalam paparannya di hadapan puluhan wartawan yang bertugas di Banda Aceh, Kepala BI Aceh memaparkan bahwa lonjakan transaksi sempat terjadi pada Juli 2024 seiring dengan digelarnya Festival Sambut Muharram.
Namun setelahnya, tren nominal transaksi cenderung melambat meski jumlah penggunanya terus meningkat, di tengah berbagai tantangan di lapangan.
“Secara umum minat masyarakat ekonomi syariah di Aceh terhadap sistem pembayaran non-tunai QRIS sudah baik dan terus menunjukkan pertumbuhan positif,” ungkapnya.
Peningkatan jumlah pengguna QRIS di Aceh dinilai sebagai bagian dari percepatan digitalisasi sistem pembayaran, sekaligus mendukung inklusi keuangan syariah di Tanah Serambi Mekkah.
Ke depan, BI Aceh berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan merchant, memperkuat literasi digital, serta menjaga stabilitas sistem pembayaran di tengah dinamika ekonomi daerah.
Penulis: Hidayat | Editor: Redaksi













