MITRABERITA.NET | Lanjutan pertandingan Liga 4 Zona Aceh antara Alfarlaky FC dan PSLS Lhokseumawe di Stadion Langsa, Ahad 16 Februari 2025, berakhir dengan kemenangan telak PSLS Lhokseumawe 9-0.
Namun, laga tersebut tidak hanya dihiasi panen besar gol bagi PSLS Lhokseumawe, tetapi juga diwarnai dengan kericuhan dan keputusan wasit yang dianggap penuh kontroversial.
Ketegangan mulai terjadi saat pertandingan memasuki menit ke-65. Wasit awalnya mengesahkan gol PSLS ke gawang Alfarlaky FC, namun setelah diprotes oleh pihak Alfarlaky, keputusan tersebut dibatalkan.
Setelah wasit diamankan dalam ruang steril stadion dan kembali ke lapangan, gol PSLS justru kembali disahkan. Keputusan ini langsung memicu kemarahan para pemain Alfarlaky FC, yang merasa dicurangi.
Buntut dari insiden tersebut, pertandingan sempat ricuh dengan para pemain Alfarlaky FC mengejar wasit di lapangan.
Meski sempat tertunda, pertandingan akhirnya dilanjutkan dan PSLS Lhokseumawe menambah tujuh gol lagi ke gawang Alfarlaky FC hingga menutup laga dengan skor mencolok 9-0.
Ketua Umum Alfarlaky FC, Safrizal, menegaskan bahwa kekalahan timnya bukan karena pengaturan skor, melainkan sebagai bentuk protes terhadap kepemimpinan wasit dan pengawas pertandingan Liga 4 Zona Aceh.
“Kami merasa sangat dirugikan oleh keputusan wasit yang berubah-ubah. Awalnya gol tidak disahkan, lalu setelah ada tekanan dari pihak PSLS, tiba-tiba gol dinyatakan sah kembali. Ini bentuk ketidakadilan yang tidak bisa kami terima,” ujar Safrizal kepada Serambinews.com.
Tidak hanya itu, akibat keputusan kontroversial tersebut, pertandingan yang merupakan bagian dari babak 8 besar Liga 4 Regional Aceh ini sempat dihentikan dan ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
Sementara itu, kemenangan telak PSLS Lhokseumawe membuat mereka semakin kokoh melangkah ke fase selanjutnya.
Namun, bayang-bayang kontroversi masih menyelimuti hasil pertandingan ini, dengan pihak Alfarlaky FC yang masih berjuang untuk mendapatkan kejelasan dan keadilan atas keputusan wasit yang dinilai merugikan mereka.