EDUKASI

Wagub Aceh, Dek Fadh Mengenang Saat Menjadi Santri di Dayah Jeumala Amal

×

Wagub Aceh, Dek Fadh Mengenang Saat Menjadi Santri di Dayah Jeumala Amal

Sebarkan artikel ini
Wagub Aceh, Dek Fadh Mengenang Saat Menjadi Santri di Dayah Jeumala Amal. Foto: Biro Adpim Setda Aceh 

MITRABERITA.NET | Ahad pagi yang penuh haru menyelimuti kompleks Dayah Jeumala Amal, saat Wakil Gubernur Aceh, H. Fadhlullah, SE., –akrab disapa Dek Fadh– melangkah kembali ke tempat yang pernah menempanya sebagai seorang santri.

Di hadapan ratusan hadirin pada Wisuda ke-33 Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah, Dek Fadh mengenang masa-masa perjuangannya sebagai santri angkatan ke-7.

Suasana menjadi hangat dan penuh nostalgia ketika ia menyebut nama-nama guru dan pengalaman disiplin yang membentuk dirinya hingga seperti hari ini.

Didampingi istri tercinta, Dek Fadh hadir sebagai alumnus dan juga sebagai sosok pemimpin daerah yang memberi inspirasi.

Dalam sambutannya, ia berbagi kisah masa mudanya yang penuh kedisiplinan, menyinggung sosok Ayahanda Hamdani yang dikenal sangat tegas namun sarat kasih dalam mendidik para santri.

“Banyak kenangan di sini. Saya masih ingat bagaimana tegasnya Ayahanda Hamdani, seperti malaikat pencabut nyawa bagi kami. Tapi itulah ilmu dan pelajaran berharga yang saya bawa sampai hari ini,” ungkapnya, disambut tawa dan tepuk tangan para santri dan wali.

Fadhlullah menyampaikan apresiasi atas kepercayaan para orang tua yang menitipkan anak-anaknya di Jeumala Amal, pesantren terpadu yang menurutnya telah menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia.

Ia juga berpesan kepada para santri agar menjadikan nilai-nilai dayah sebagai bekal hidup yang akan membentuk karakter kuat, ukhuwah yang kokoh, dan semangat keilmuan yang tak pernah padam.

Menariknya, Dek Fadh juga berbagi tentang perjalanannya menuju posisi Wakil Gubernur Aceh serta keterlibatannya bersama Partai Gerindra.

Ia menekankan bahwa semua pencapaian tersebut adalah bagian dari takdir Allah dan perjuangan panjang yang bermula dari pendidikan di dayah.

“Kita bekerja untuk tujuan yang sama: mensejahterakan rakyat dan memerdekakan generasi muda dalam pendidikan,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan program prioritas Pemerintah Aceh di bidang pendidikan, termasuk program beasiswa luar negeri yang kini menyasar Eropa, Timur Tengah, dan Tiongkok.

Targetnya, setiap tahun 1.000 anak muda Aceh bisa menimba ilmu di luar negeri dan kembali membangun daerahnya. Acara wisuda juga menjadi ajang penghargaan bagi sejumlah alumni Jeumala Amal yang telah berhasil menjadi pejabat penting.

Beberapa tokoh yang turut dipeusijuek antara lain Kolonel Teuku Mustafa Kamal (Kapendam IM), M. Hendra Supandi (Direktur Dana & Jasa Bank Aceh Syariah), Muliadi (Kakanwil Kemenag Pidie Jaya), dan Afdhal Khalilullah (Wakil Wali Kota Banda Aceh).

Ketua Yayasan Jeumala Amal, T. Umar Laksamana, menyampaikan bahwa sejak 2021 dayah ini telah menjalankan praktik ekonomi sirkular. Dimulai dari bank kompos dan kebun organik.

Kemudian, berlanjut pada bank sampah plastik yang didukung CSR Bursa Efek Indonesia, dan kini berkembang menjadi peternakan bebek (bantuan dari Bank Syariah Indonesia) yang terintegrasi dengan maggot sebagai pakan, yang memanfaatkan limbah dapur MBG (Makanan Bergizi Gratis).

“Alhamdulillah, kita ingin mencetak generasi bukan hanya calon pemimpin, tapi juga pelopor wirausaha yang menjaga kelestarian lingkungan,” ujar T. Umar.

Adapun tema wisuda “Membangun Wawasan Wirausaha Berbasis Ekonomi Sirkular yang Rahmatan Lil Alamin”. Sebagai penguatan materi, Direktur Risk Management PT.Bank Syariah Indonesia (BSI), Grandhis Helmi Harumansyah, turut hadir memberikan kuliah umum.

“Ekonomi sirkular bukan hanya tentang mengambil dan membuang. Tapi bagaimana kita bisa memanfaatkan kembali, mengurangi limbah, dan mendaur ulang. Alhamdulillah, Dayah Jeumala Amal sudah mempraktikkan ini,” kata Grandhis.

Editor: Redaksi

Media Online