MITRABERITA.NET | Dunia dikejutkan oleh eskalasi militer besar-besaran di Asia Selatan ketika India meluncurkan Operasi Sindoor, sebuah serangan udara besar ke wilayah Pakistan yang melibatkan 80 jet tempur dalam satu malam, pada Selasa 6 Mei 2025.
Serangan itu memicu respons balasan sengit dari militer Pakistan yang mengklaim telah menembak jatuh lima jet tempur India, termasuk pesawat tempur canggih Rafale dan Su-30.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengungkapkan bahwa jet-jet India menghantam enam lokasi, termasuk dua wilayah di Azad Kashmir, yang disebutnya sebagai upaya agresi militer yang sepenuhnya disiapkan.
“Tadi malam, India dengan kesiapan penuh mengerahkan 80 jet dalam serangan tersebut dan menyerang enam lokasi di Pakistan,” kata Sharif dalam pidatonya di parlemen Pakistan, pada Rabu 7 Mei 2025.
Sharif menyatakan bahwa Pakistan, yang telah meningkatkan kewaspadaan sejak serangan militan di Kashmir dua pekan lalu, langsung membalas dengan kekuatan penuh.
Tiga jet tempur Rafale disebut termasuk di antara yang berhasil ditembak jatuh oleh pasukan udara Pakistan.
“Kami menyerang balik mereka dan menembak jatuh lima jet India, beberapa jatuh di wilayah Kashmir yang diduduki India dan satu di Bathinda,” lanjutnya.
“Ini adalah berkat Tuhan dalam perang konvensional yang tidak kami minta, tapi kami siap menjalaninya.”
India belum memberikan tanggapan resmi terhadap klaim Pakistan, namun salah satu prajurit AU India, Vyomika Singh, menyatakan bahwa operasi mereka menargetkan sembilan kamp teroris yang diduga berada di Pakistan.
Laporan dari lapangan menyebutkan bahwa serangan udara India menewaskan delapan warga sipil, termasuk anak-anak, dan melukai sedikitnya 35 orang lainnya.
Ketegangan memuncak sejak serangan mematikan pada 22 April lalu di Kashmir yang dikuasai India, yang menewaskan 26 turis India. New Delhi menuding Islamabad terlibat, tuduhan yang segera dibantah Pakistan, yang justru mendesak investigasi internasional terbuka.
Kementerian Luar Negeri Pakistan telah memanggil perwakilan diplomatik India untuk melayangkan protes keras atas tindakan militer yang dinilai melanggar kedaulatan.
Dengan dua negara bersenjata nuklir kini berada di ambang konflik terbuka, komunitas internasional mendesak deeskalasi segera untuk mencegah krisis kemanusiaan yang lebih besar.
Editor: Tim Redaksi
