Indonesia Siap Tingkatkan Impor dan Permudah Izin Perusahaan AS

Indonesia Siap Tingkatkan Impor dan Permudah Izin Perusahaan AS.

–Langkah Taktis Hadapi Tarif Trump–

MITRABERITA.NET | Pemerintah Indonesia mengambil langkah taktis dalam menghadapi kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 9 April 2025.

Dalam konferensi pers yang digelar langsung dari Washington DC, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan hasil pertemuan intensif antara delegasi Indonesia dan pejabat tinggi AS.

Dalam kebijakan yang menggemparkan dunia perdagangan internasional itu, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen, namun untuk sementara ditangguhkan selama 90 hari. Sementara itu, tarif flat 10 persen tetap diberlakukan AS untuk seluruh produk impor dari negara mana pun.

Mengantisipasi dampak kebijakan itu, Menko Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia aktif melakukan pendekatan diplomatik dan ekonomi dengan sejumlah pejabat kunci AS, termasuk Secretary of Commerce Howard Lutnick dan US Trade Representative (USTR) Jamieson Greer. Bahkan, dalam waktu dekat akan ada pertemuan lanjutan dengan Secretary of Treasury AS.

“Alhamdulillah, respons dari pemerintah AS sejauh ini cukup cepat. Kami sudah melakukan komunikasi intensif, termasuk melalui Zoom dengan Secretary of Commerce Howard Lutnick.

Indonesia termasuk negara yang mendapat akses awal dalam pembahasan ini, bersama negara lain seperti Vietnam, Jepang, dan Italia,” ujar Airlangga, Jumat 18 April 2025.

Tak hanya itu, sebelumnya Menteri Luar Negeri Sugiono juga telah menjajaki diplomasi politik dengan bertemu langsung Menlu AS Marco Rubio.

Tawarkan Peningkatan Impor dan Kerja Sama Strategis

Dalam dialog yang disebut berlangsung hangat dan konstruktif, Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan dagang dengan AS.

Salah satu poin utama yang disampaikan: Indonesia siap meningkatkan pembelian produk energi seperti elpiji, crude oil, dan gasoline dari Negeri Paman Sam.

Bukan itu saja, Indonesia juga membuka pintu untuk impor komoditas pertanian AS, termasuk gandum, kedelai, hingga susu kedelai. Bahkan, pembelian barang modal dari AS juga akan ditingkatkan sebagai bagian dari upaya memperkuat neraca perdagangan kedua negara.

“Indonesia juga akan mempermudah perusahaan-perusahaan AS yang sudah atau akan beroperasi di tanah air. Mulai dari urusan perizinan hingga pemberian insentif,” kata Airlangga.

Tak kalah penting, kerja sama dalam bidang critical minerals menjadi topik utama yang diajukan Indonesia. Pemerintah siap memberikan kemudahan prosedural bagi impor produk-produk Amerika, termasuk produk hortikultura.

Indonesia Dorong Kolaborasi Menyeluruh

Di sisi lain, Indonesia juga menekankan pentingnya kolaborasi yang tidak semata berorientasi pada angka ekspor-impor, melainkan juga menyentuh aspek pembangunan jangka panjang.

Mulai dari investasi berbasis business to business, penguatan sektor sumber daya manusia di bidang STEM (sains, teknologi, engineering, matematika), hingga pengembangan ekonomi digital.

Isu layanan keuangan yang dinilai cenderung lebih menguntungkan pihak AS pun tak luput dari pembahasan. “Indonesia juga mengangkat isu yang terkait financial services, yang lebih cenderung menguntungkan Amerika Serikat,” jelas Airlangga.

Dengan semangat keterbukaan dan kerja sama yang adil, langkah Indonesia ini menjadi sinyal kuat bahwa diplomasi ekonomi di era ketidakpastian global menuntut kecepatan, keluwesan, dan kepiawaian dalam menjaga kepentingan nasional.