MITRABERITA.NET | Salah seorang Alumni Universitas Syiah Kuala, Arif Fadhillah, menyampaikan kekecewaannya terhadap pelayanan di Unit Layanan Terpadu (ULT) kampus yang dikenal sebagai “Jantung Hati Rakyat Aceh”.
Arif mengungkapkan bahwa ia menerima pelayanan yang tidak memuaskan saat menyampaikan keluhannya mengenai rekening pembayaran Legalisir Ijazah yang tidak terbaca di aplikasi Byond Bank Syariah Indonesia (BSI), Kamis 9 Januari 2025.
“Tidak pantas pihak kampus menempatkan petugas arogan untuk melayani alumni. Padahal, saya hanya ingin menyampaikan masalah yang saya alami. Namun, respons yang saya dapat sangat tidak profesional,” ujar Arif dengan nada kecewa.
Ia menyoroti pentingnya nilai moral dalam pelayanan. Menurutnya, keberhasilan kampus tidak hanya diukur dari kemajuan akademik, tetapi juga dari sikap dan etika pelayanan kepada mahasiswa dan alumni.
“Untuk apa kampus kita maju dan hebat kalau kita ketinggalan secara moral? Kampus yang kita cintai ini butuh orang hebat yang bermoral, bukan petugas yang tidak mengerti tentang melayani,” tegasnya.
Arif berharap kritik yang disampaikannya melalui media dapat menjadi pelajaran bagi pihak kampus untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Ia juga meminta agar pimpinan kampus, termasuk rektor, dapat mengambil langkah konkret untuk memperbaiki mutu pelayanan di masa mendatang.
“Citra baik suatu lembaga sangat tergantung pada pelayanannya. Sebagai kampus yang melahirkan para alumni hebat, kita seharusnya menjadi contoh yang baik, bukan malah menjadi contoh buruk,” tambah Arif.
Ia juga menyatakan harapannya agar insiden serupa tidak terjadi lagi, karena dapat merusak reputasi kampus yang selama ini dikenal baik di kalangan masyarakat.
“Mudah-mudahan kritik ini sampai ke telinga para pimpinan kampus. Saya ingin melihat perubahan nyata, sehingga ke depan tidak ada lagi orang-orang yang arogan khususnya pada urusan pelayanan. Ini memalukan, dan saya sangat kecewa,” katanya.
Dia menegaskan bahwa pernyataan ini menjadi pengingat penting bagi Universitas Syiah Kuala untuk terus memperbaiki kualitas pelayanannya demi menjaga nama baik kampus dan tidak membuat marah komunitas akademik.
“Sebagai bentuk kepedulian saya terhadap kampus yang saya cintai, saya sengaja menyampaikan hal ini ke media. Mudah-mudahan pimpinan membaca dan melakukan evaluasi. Semoga ini juga menjadi pelajaran bagi yang lain, sehingga tidak semena-mena dan arogan,” katanya.
Sebagai informasi, Arif menyampaikan keluhan terkait pelayanan yang tidak memuaskan saat melakukan pembayaran legalisir lembar akreditasi Universitas Syiah Kuala.
Ia mengungkapkan bahwa saat membayar melalui teller Bank Syariah Indonesia (BSI), teller tidak dapat menemukan nomor rekening tujuan yang dimaksud. Bahkan, nomor rekening yang diberikan oleh staf ULT USK juga tidak terbaca oleh aplikasi Byond BSI, pada Kamis 9 Januari 2025.
Pada saat Arif menyampaikan keluhannya itu, ia mengatakan staf ULT USK justru menunjukkan sikap tidak peduli dan enggan menerima keluhannya ketika ia menyampaikan masalah tersebut. Hingga berita ini tayang, belum ada pernyataan klarifikasi dari oknum staf tersebut.