MITRABERITA.NET | Lonjakan harga bahan pangan, khususnya cabai yang sempat menyentuh Rp300 ribu per kilogram, membuat Pemerintah Kabupaten Aceh Barat bergerak cepat.
Bupati Aceh Barat, Tarmizi SP, melalui akun media sosialnya menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam dan telah menerapkan langkah-langkah penanganan yang cepat, efektif dan terukur.
“Operasi pasar adalah cara paling cepat dan tepat. Kalau hanya mengeluarkan surat edaran, sering kali diabaikan para pedagang. Apalagi jika surat itu hanya diantar pegawai pemerintah, tidak ada pengaruhnya,” tegas Bupati Tarmizi, pada Selasa 2 Desember 2025.
Pada hari pertama operasi pasar, Sekretaris Daerah bersama Dinas Pangan Aceh Barat turun langsung meninjau harga di lapangan. Kondisi distribusi masih terganggu karena pasokan dari Medan dan Takengon belum bisa masuk ke Aceh Barat.
Minimnya stok membuat harga meroket, namun setelah peneguran dilakukan, sebagian pedagang mulai mematuhi aturan. Harga cabai pun turun dari Rp300 ribu menjadi Rp150 ribu/kg.
Operasi hari kedua dilakukan lebih besar dengan melibatkan Satgas Pangan Aceh Barat, Satgas Pangan Polda Aceh, dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hasilnya terlihat signifikan. Tekanan pada pedagang nakal membuat harga cabai kembali turun hingga Rp100 ribu/kg.
Pada hari ketiga, Bupati Tarmizi turun langsung didampingi Dandim, Kasat Reskrim Polres Aceh Barat, Satpol PP, Dishub, Disperindag, Dinas Pangan, dan Dinas Pertanian. Di lapangan, tim menemukan adanya permainan harga oleh sebagian pedagang.
“Ada yang membeli grosir Rp50 ribu, lalu menjual Rp80 ribu. Ada pula yang beli Rp50 ribu dan menjual Rp60 ribu. Ini tidak wajar dan merugikan masyarakat,” jelas Bupati.
Tim gabungan langsung memberikan peringatan keras serta menyerahkan Surat Edaran sebagai peringatan terakhir untuk seluruh pedagang.
Bupati Tarmizi menegaskan bahwa setelah peringatan terakhir diberikan, pemerintah tidak akan ragu menjatuhkan sanksi.
“Jika kami menemukan lagi pedagang yang sengaja mempermainkan harga jauh di luar batas kewajaran, kami terpaksa mengambil tindakan tegas.”
Ia juga mengingatkan pedagang agar memiliki nurani di tengah kesulitan warga. Mantan anggota DPR Aceh dari Partai Aceh itu menegaskan pesan moral kepada pelaku usaha.
“Watee syedara musibah, kon ditulong malah digulong. Ka hantem bantu, bek ganggu (Untuk saudara yang sedang terkena musibah, jangan disulitkan lagi. Kami sedang membantu, jangan diganggu).
Bupati juga mengutip pesan orang-orang tua: “Lam hudep nyo, menyo hanjeut keu ubat, bek jeut keu peunyaket (Dalam hidup ini, kalau tidak bisa menjadi obat, jangan menjadi penyakit).
Pemerintah Aceh Barat memastikan operasi pasar akan terus dilakukan hingga situasi benar-benar stabil. Tindakan persuasif disertai penegakan hukum akan menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga harga tetap wajar dan masyarakat tidak semakin terbebani.
“Kami hadir untuk memastikan harga tidak dipermainkan. Masyarakat harus dilindungi,” pungkasnya.
Editor: Redaksi













