MITRABERITA.NET | Laut biru yang tenang di sekitar Ulee Lheue pagi itu seolah ikut menyambut langkah Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), yang bersiap memulai perjalanan penting menuju Pulau Breueh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, pada Kamis 20 November 2025.
Bersama CEO Blackstone Malaysia, Datin Seri Vie Shantie Khan, dan rombongan kecil, ia berangkat bukan sekadar untuk meninjau wilayah, tetapi untuk merasakan langsung denyut kehidupan dan potensi masa depan Pulo Aceh.
Perahu yang mereka tumpangi membelah ombak menuju Dermaga Gampong Lampuyang. Setibanya di Pulau Breueh, suasana hangat langsung menyapa.
Senyum warga, sapaan akrab, hingga aroma kopi yang menyeruak dari sebuah warung kecil di tepi pantai membuat kunjungan itu terasa lebih personal.
Di sanalah Mualem berhenti sejenak, menikmati kopi sambil mendengar cerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat pulau, harapan mereka, dan tantangan yang masih harus dijawab.
Dari obrolan ringan itu, rombongan kemudian melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Perikanan Pulo Aceh yang dibangun Badan Pengusahaan Kawasan Bebas Sabang (BPKS) di Ulee Paya.
Pelabuhan yang menjadi tumpuan ekonomi masyarakat pesisir ini mendapat perhatian khusus dari Mualem, yang melihat peluang pengembangan sektor perikanan dapat menjadi salah satu pilar kemajuan pulau.
Perhentian berikutnya, Pantai Balu di Gampong Gugop, menyuguhkan panorama laut alami yang belum banyak tersentuh tangan industri.
Garis pantai yang bersih, tebing hijau, dan lautan luas menciptakan gambaran jelas tentang besarnya potensi wisata di kawasan itu.
“Kalau tempat seindah ini dikelola dengan tepat, Aceh bisa punya ikon wisata baru,” ujar salah satu anggota rombongan yang diiyakan Mualem.
Di berbagai titik yang dikunjungi, Mualem menyaksikan satu hal yang sama yaitu potensi. Potensi yang selama ini mungkin belum digarap maksimal, namun sangat nyata.
Mulai dari pariwisata, perikanan, hingga peluang investasi terpadu yang dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Pulo Aceh.
“Pulau Breueh memiliki peluang besar untuk berkembang. Jika dikelola dengan baik, kawasan ini dapat menjadi destinasi unggulan dan pusat kegiatan ekonomi baru bagi Aceh,” tegas Mualem.
Mualem bukan baru ini datang ke Pulau Breuh. Ia yang biasanya datang tanpa banyak orang tahu, sangat optimis sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan investor seperti Blackstone Malaysia akan menjadi kunci kemajuan.
Kemitraan antar wilayah dan antar negara di Asia Tenggara ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan di Pulo Aceh.
Lebih jauh lagi, kunjungan ini juga menjadi simbol bahwa Aceh siap membuka diri untuk investasi yang berpihak pada rakyat dan menghormati nilai-nilai lokal.
Saat rombongan kembali ke Banda Aceh di sore hari, Pulau Breueh perlahan hilang dari pandangan, namun tidak dari pikiran.
Bagi Mualem, perjalanan singkat itu mengukuhkan satu keyakinan, yaitu masa depan Pulo Aceh cerah, jika dikelola dengan arah yang tepat dan spirit kebersamaan.
Pulau di ujung barat Nusantara ini bukan sekadar bentang alam yang menawan. Ia adalah kesempatan. Dan Mualem menegaskan, Aceh tidak akan membiarkannya berlalu begitu saja.
Penulis: Hidayat Pulo | Editor: Redaksi













