MITRABERITA.NET | Setahun memimpin Indonesia, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan langkah nyata dalam menuntaskan kemiskinan lewat pendidikan. Program Sekolah Rakyat kini telah menghadirkan 165 sekolah berasrama gratis di seluruh Indonesia, menampung hampir 16 ribu anak dari keluarga miskin.
Inisiatif ini menjadi simbol keberpihakan pemerintahan Prabowo Subianto terhadap masa depan generasi muda Indonesia yang selama ini terpinggirkan oleh keterbatasan ekonomi. Langkah tersebut menjadi tonggak baru perjuangan melawan kemiskinan struktural di Indonesia.
Melalui program unggulan Sekolah Rakyat, pemerintah berhasil menghadirkan akses pendidikan gratis dan berasrama bagi anak-anak dari keluarga miskin di berbagai penjuru Tanah Air.
Dilansir laman resmi Kemenkeu Republik Indonesia, Hingga Oktober 2025, pemerintah telah mengoperasikan 165 Sekolah Rakyat (SR), menampung hampir 16 ribu murid dari kelompok masyarakat desil 1 dan desil 2 dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Program ini dikelola oleh Kementerian Sosial dengan dukungan lintas kementerian seperti Kementerian Pendidikan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Sekolah Rakyat bukan sekadar bangunan pendidikan, melainkan simbol hadirnya negara di tengah rakyat miskin. Di sekolah ini, seluruh kebutuhan siswa ditanggung negara, mulai dari pendidikan, asrama, makanan bergizi, hingga layanan kesehatan 24 jam.
Contohnya, di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Surakarta, ratusan anak dari keluarga miskin kini belajar dengan semangat baru. Salah satunya Danindra Hanif Saputro (15), anak penjual es keliling yang kini bertekad menjadi Kadet Universitas Pertahanan RI.
Sekolah Rakyat, Pilar Generasi Emas 2045
Guru Fisika SRMA 17, Fasda Akhsanul Latief, mengatakan program ini adalah ladang pengabdian sejati. “Anak-anak ini nanti yang akan memutus kemiskinan di keluarga mereka. Mereka harus berkuliah, mereka harus bekerja,” tegasnya.
Ia mengaku tantangan di awal begitu besar, dari membangun kedisiplinan, adaptasi asrama, hingga keterbatasan fasilitas. Namun berkat dukungan berbagai pihak, semangat belajar anak-anak kini semakin tinggi.
Kepala Sekolah SRMA 17 Surakarta, Septhina Shinta Sari mengatakan Sekolah Rakyat juga mengajarkan pendidikan karakter, kemandirian, dan keterampilan hidup, dengan pendekatan Multi-Entry Multi-Exit (MEME) agar siswa bisa belajar sesuai kemampuan masing-masing.
“Program ini adalah investasi besar menuju Generasi Emas 2045, mimpi besar Presiden Prabowo untuk Indonesia,” ujarnya, yang menegaskan bahwa program Sekolah Rakyat menjadi bukti konkret bahwa pemerataan pendidikan adalah kunci memutus mata rantai kemiskinan.
Presiden Prabowo dalam beberapa kesempatan juga menegaskan, setiap anak Indonesia –tanpa memandang asal dan status ekonomi– berhak bermimpi dan berhak mendapat kesempatan yang sama untuk belajar.
Kini, ribuan anak dari Sabang sampai Merauke telah membuktikan bahwa kemiskinan bukan takdir, melainkan tantangan yang bisa ditaklukkan dengan pendidikan. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi peradaban baru menuju Indonesia yang lebih berkeadilan.
Editor: Redaksi













