EKONOMI & BISNIS

Danantara Sepakat Beli Gula Petani Rp1,5 Triliun

×

Danantara Sepakat Beli Gula Petani Rp1,5 Triliun

Sebarkan artikel ini
Danantara Sepakat Beli Gula Petani Rp1,5 Triliun. Foto: Ilustrasi - Dok. MB

MITRABERITA.NET | Danantara resmi menyepakati pembelian gula produksi petani senilai Rp1,5 triliun, sebuah langkah yang diharapkan mampu menjaga stabilitas harga sekaligus memberi kepastian pendapatan bagi para petani.

Seperti dilansir Tirto.id, kesepakatan tersebut ditandai dengan adanya penandatanganan perjanjian resmi antara Danantara dan BUMN pangan ID FOOD pada Jumat 22 Agustus 2025.

Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pangan (Kemenko Pangan) akan ikut mengawal proses ini agar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan, Widiastuti, menegaskan bahwa peran pemerintah dalam hal ini adalah memastikan mekanisme berjalan lancar.

“(Kapan gulanya dibeli?) Itu bisa tanyakan nanti ke Danantara dan ke ID FOOD, bukan di kami. Kami sudah mengawal sampai kesepakatan itu tercapai,” ujarnya, dikutip Rabu 27 Agustus 2025.

Widiastuti menjelaskan, pembelian tidak bisa dilakukan instan karena kedua belah pihak masih harus menyiapkan administrasi sebelum transaksi dalam skema besar benar-benar berjalan.

“Ini kan semua proses, mereka butuh waktu untuk menyiapkan administrasi. Jadi kita tunggu ya,” tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun untuk menyerap gula dari petani tebu.

Dana itu disiapkan setelah dirinya berkomunikasi dengan CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengenai penumpukan gula petani di gudang.

“Rencananya, kami keluarkan pertama itu anggaran Rp1,5 triliun, saya kira cukup. Pak Rosan mengeluarkan atau menyediakan dana untuk membeli gula petani, dengan penugasan melalui ID FOOD,” jelas Amran.

Menurutnya, stok gula nasional sebenarnya dalam kondisi melimpah. Tantangan pemerintah kini adalah memastikan gula hasil panen petani benar-benar terserap. “Doakan secepatnya gula terserap,” ucapnya.

Di tengah kabar positif ini, petani tebu tetap mendesak adanya perbaikan tata niaga gula nasional. Menurut mereka, serapan rendah terhadap gula lokal selama ini disebabkan rembesan gula rafinasi impor yang masuk ke pasar konsumsi sejak awal musim giling 2025.

Koordinator Forum Petani Tebu, Tasirin, menilai kehadiran gula rafinasi membuat harga gula kristal putih (GKP) hasil produksi petani kalah bersaing.

“Sejak pemerintah mencanangkan swasembada gula, petani sempat bergairah menanam tebu. Tapi antusias itu kembali terhambat karena gula petani tidak terserap akibat gula rafinasi impor,” tegasnya.

Sebagai catatan, gula rafinasi merupakan hasil pemurnian dari raw sugar impor, sementara gula fortifikasi juga berbahan impor dengan tambahan zat gizi mikro. Keduanya berharga lebih murah dibandingkan GKP petani, sehingga memukul daya saing gula lokal.

Dengan kesepakatan Danantara–ID FOOD ini, petani menaruh harapan besar agar penyerapan gula benar-benar terealisasi. Jika berhasil, langkah ini bukan hanya menyelamatkan pendapatan petani tebu, tetapi juga memperkuat kedaulatan pangan nasional di sektor gula.

Editor: Tim Redaksi

Media Online