MITRABERITA.NET | Puluhan warga Gampong (Desa) Panton Rayeuk T, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, pada Senin 25 Agustus 2025, mendatangi posko PT Medco E&P Malaka.
Mereka datang untuk menyampaikan protes keras terkait dugaan pencemaran udara yang kembali terjadi di kawasan operasi perusahaan migas tersebut. Aksi itu juga diikuti perempuan dan anak-anak.
Berdasarkan video amatir yang dilihat MITRABERITANET, sejumlah warga tampak mendesak petugas posko agar segera mengemasi barang-barang dan meninggalkan desa mereka.
Protes dipicu kegagalan pemantauan udara yang dinilai tidak efektif, sehingga membuat warga Dusun Buket Mamplam (CV 8) terpaksa mengungsi ke kantor Kecamatan Banda Alam.
Anak-anak mereka disebut mengalami keluhan sesak dada, mual, hingga sakit pada bagian pernapasan.
“Kami sudah tidak tahan lagi. Anak-anak kami sesak, mata perih, bahkan ada yang muntah. Kalau perusahaan tidak bisa menjaga keselamatan warga, lebih baik tinggalkan desa kami,” teriak salah satu warga.
Keluhan warga kali ini disebut berkaitan dengan kegiatan perawatan fasilitas sumur gas Alue Siwah. Dampak bau menyengat dan udara beracun diduga kembali mencemari lingkungan, menimbulkan rasa panik dan keresahan.
Insiden ini mengingatkan publik pada satu kasus serupa yang pernah terjadi pada 2021 dan 2023, yang hingga saat ini masih menyisakan trauma mendalam bagi warga setempat.
Saat itu, ratusan warga harus mengungsi dan puluhan lainnya mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah Zubir Mahmud, Idi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Medco E&P Malaka belum memberikan keterangan resmi terkait aksi warga tersebut. Namun, desakan agar perusahaan bertanggung jawab atas dugaan pencemaran kembali menguat.
Editor: Redaksi