MITRABERITA.NET | Dalam upaya meredakan ketegangan yang mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah, Iran akhirnya menyatakan kesediaannya untuk menerima proposal gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat.
Namun, komitmen damai dari Teheran itu tak datang tanpa syarat. Iran mendesak Israel harus menghentikan seluruh bentuk agresi terhadap Palestina dan wilayah kedaulatan Iran.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, sebagaimana diungkap Anwar melalui akun media sosial X pada Selasa 24 Juni 2025.
“Iran bersedia menghentikan serangan dan menerima perdamaian, dengan syarat Israel menghentikan serangan terhadap wilayah-wilayah kedaulatan Palestin dan Iran,” ujar Anwar, mengutip langsung percakapannya dengan Presiden Iran.
Presiden Pezeshkian menegaskan bahwa keinginan Iran untuk berdamai merupakan bagian dari komitmen pada perdamaian yang adil dan bermartabat, bukan sekadar penghentian konflik bersenjata.
Ia juga meminta Anwar untuk menyampaikan sikap resmi Iran kepada negara-negara Islam lainnya, agar mereka memahami bahwa langkah Teheran merupakan tanggapan atas pelanggaran nyata terhadap kedaulatan Iran dan penderitaan rakyat Palestina.
Iran menyatakan bahwa aksi militernya, termasuk serangan ke pangkalan militer AS di Qatar, bukanlah bentuk ekspansi atau provokasi, melainkan respon langsung atas pelanggaran yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat.
Dengan menjadikan isu Palestina sebagai syarat utama gencatan senjata, Teheran mengirimkan pesan tegas bahwa tidak akan ada perdamaian tanpa keadilan bagi rakyat Palestina.
Ini memperkuat posisi Iran sebagai salah satu negara yang terus mengaitkan stabilitas kawasan dengan penyelesaian konflik Palestina-Israel.
PM Anwar dalam pernyataannya menyambut baik pendekatan Iran yang dinilai berpegang pada prinsip keadilan dan hukum internasional. Ia juga mengecam standar ganda yang sering dipertontonkan dunia internasional dalam menyikapi konflik di kawasan.
“Adalah munafik bagi dunia menyetujui tindakan militer Israel namun menentang hak yang sah bagi Iran untuk mempertahankan diri,” ujar Anwar, seperti dilansir INews.id.
Meskipun Iran telah membuka pintu diplomasi dengan menerima proposal gencatan senjata, posisinya tetap tegas, bahwa tidak akan ada perdamaian selama Palestina terus berada di bawah tekanan militer dan wilayah Iran tidak dihormati.
Di sisi lain, Malaysia menyatakan kesiapannya mendukung jalur diplomasi yang diupayakan Iran, termasuk membuka komunikasi yang konstruktif dengan AS dan Israel.
Namun, ia menegaskan bahwa ia akan mendukung gencatan senjata selama semua pihak menghormati syarat utama yang diajukan Iran, yakni perlindungan terhadap Palestina.
Dengan demikian, Iran tidak sekadar menanggapi konflik sebagai persoalan bilateral atau pertahanan nasional, tetapi juga menjadikan perjuangan rakyat Palestina sebagai parameter utama dalam menentukan masa depan perdamaian di Timur Tengah.
Editor: Tim Redaksi