MITRABERITA.NET | Ratusan jamaah haji asal Yaman dipastikan gagal menunaikan ibadah suci tahun ini setelah satu-satunya pesawat pengangkut mereka hancur akibat serangan udara Israel di Bandara Internasional Sanaa, pada Rabu 28 Mei 2025.
Direktur Jenderal Bandara Internasional Sanaa, Khaled Al-Shaif, membenarkan bahwa agresi terbaru Israel yang menargetkan bandara tersebut menghancurkan pesawat pengangkut jamaah haji.
“Pemboman itu secara langsung menghalangi 800 jamaah Yaman yang sedianya akan berangkat ke Makkah untuk menjalankan ibadah haji. Selain itu, serangan tersebut juga mengganggu perjalanan ribuan pasien yang tengah menunggu kesempatan untuk berobat ke luar negeri,” ungkap Khaled Al-Shaif.
Dalam konferensi pers yang digelar pemerintah di Sanaa, Khaled Al-Shaif menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pelanggaran berat dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsipnya.
Ia menjelaskan bahwa satu-satunya pesawat Yemenia Airways yang tersisa, yang mengoperasikan tiga penerbangan sehari, hancur total, sehingga memaksa penutupan penuh lalu lintas udara di bandara.
Lebih lanjut, Al-Shaif mengungkapkan bahwa jumlah total pesawat sipil yang hancur di Bandara Internasional Sanaa telah mencapai delapan sejak awal agresi Israel terhadap Yaman.
Pemerintah Yaman mengecam keras tindakan Israel dan mendesak PBB, Dewan Keamanan PBB, serta semua organisasi internasional terkait untuk bertanggung jawab penuh atas serangan berulang yang menargetkan infrastruktur sipil vital di Yaman.
Mereka menyerukan adanya sikap internasional yang tegas dan jelas untuk mengutuk apa yang mereka sebut sebagai “kejahatan tercela.”
Pemerintah Yaman menegaskan bahwa negara tersebut memiliki hak sah untuk membela rakyat dan wilayahnya dari segala bentuk agresi eksternal yang melanggar kedaulatan nasional.
Agresi terbaru ini terjadi tidak lama setelah Bandara Sanaa dibuka kembali untuk penerbangan sipil terbatas, dengan empat penerbangan reguler yang menghubungkan Sanaa dan Amman, ibu kota Yordania.
Serangan udara sebelumnya pada 6 Mei telah melancarkan 30 serangan langsung ke bandara, menghancurkan pesawat, terminal, dan infrastruktur utama termasuk landasan pacu utama dan sekunder.
Pola serangan berulang terhadap pusat transportasi penting ini menimbulkan kekhawatiran mendalam akan keselamatan penerbangan sipil dan mengganggu jalur kemanusiaan serta ekonomi di tengah krisis yang melanda Yaman.
Serangan yang terus berlanjut ini menggambarkan betapa rapuhnya setiap upaya untuk memulihkan layanan dasar di negara yang telah lama dilanda konflik.
Situasi ini menambah ketegangan di kawasan dan memperburuk penderitaan rakyat Yaman, khususnya bagi mereka yang berharap menjalankan ibadah haji dan mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang vital di luar negeri.
Komunitas internasional kini menghadapi tekanan besar untuk segera mengambil tindakan demi menghentikan kekerasan yang terus merugikan warga sipil.
Editor: Tim Redaksi