Warga Aceh Timur Desak PT Medco Perbaiki Pengelolaan Migas dan Perlindungan Lingkungan

  • Bagikan
Warga Aceh Timur Desak PT Medco Perbaiki Pengelolaan Migas dan Perlindungan Lingkungan. Foto: MITRABERITA

MITRABERITA.NET | Warga Aceh Timur yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) melakukan aksi unjuk rasa di jalan lintas provinsi Simpang Tiga ROW PT Medco, Gampong Julok Tunong, Senin 16 Desember 2024.

Aksi tersebut diikuti masyarakat dari tiga kecamatan, yakni Julok, Indra Makmur, dan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur. Mereka memprotes buruknya pengelolaan operasional migas di Blok A yang berlangsung selama delapan tahun.

“Kami hanya ingin menyampaikan kekecewaan kami terhadap pengelolaan perusahaan yang tidak memperhatikan pemberdayaan masyarakat lokal, pengelolaan lingkungan, dan keberlanjutan hidup warga sekitar,” ujar Nuraqi, orator dalam aksi tersebut.

Setelah melakukan aksinya bersama warga, Nuraqi mengatakan bahwa selama ini perusahaan Medco mengabaikan pemberdayaan masyarakat setempat dalam berbagai aspek, seperti penyediaan tenaga kerja lokal dan vendor, serta pengelolaan dampak lingkungan.

“Masyarakat lingkar tambang merasa dirugikan oleh kebauan dan debu yang mengotori jalan ROW, serta buruknya tata kelola limbah yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan,” katanya.

Salah satu insiden yang paling menyita perhatian adalah keracunan gas yang terjadi pada 24 September 2023 di Gampong (Desa) Pantan Rayeuk T. Saat kejadian, warga yang terpapar gas harus melakukan evakuasi mandiri, karena perusahaan tidak menyediakan fasilitas evakuasi yang memadai.

“Warga terpaksa mengevakuasi diri menggunakan ambulans milik pemerintah, karena Medco tidak menyediakan alat evakuasi seperti ambulans,” jelas Nuraqi.

Dia juga mengungkapkan kepada media bahwa masyarakat setempat kesulitan dalam mengakses berbagai informasi terkait peluang kerja di perusahaan.

“Medco sangat tertutup mengenai informasi tenaga kerja, dan ini membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses ke pekerjaan yang seharusnya bisa mereka ambil,” ucapnya.

Aksi demo ini juga menuntut perusahaan untuk melakukan sosialisasi berkala tentang langkah-langkah darurat dan mitigasi bencana, khususnya terkait kebocoran gas dan dampak lingkungan lainnya.

Nuraqi menegaskan bahwa sosialisasi yang dilakukan Medco selama ini terkesan tidak serius, karena sering dibungkus dengan acara-acara yang tidak relevan, seperti sunatan anak yatim dan kegiatan makan siang.

Tidak hanya itu, Nuraqi juga mengkritisi pengelolaan keluhan oleh perusahaan. “Nomor pengaduan yang diberikan oleh perusahaan tidak berfungsi. Kami sudah berkali-kali mencoba melaporkan keluhan terkait debu di jalan dan dampak lainnya, namun tidak ada respon,” bebernya.

Dengan adanya aksi ini, para demonstran berharap agar pemerintah Kabupaten Aceh Timur mau bertindak sebagai fasilitator untuk mencari solusi yang menguntungkan semua pihak.

Mereka menginginkan agar investasi migas yang dijalankan oleh PT Medco tetap berkembang, namun tidak mengabaikan kesejahteraan masyarakat sekitar, baik dalam hal ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan.

“Kami berharap pemerintah Aceh Timur dapat memastikan bahwa investasi ini memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama masyarakat lingkar tambang. Kami ingin agar kualitas hidup kami tetap terjaga, dan perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan,” demikian tutup Nuraqi.

Sementara itu, Vice President Relations & Security Medco E&P Arif Rinaldi, yang menanggapi aksi protes tersebut mengatakan bahwa dalam hal rekrutmen, PT Medco selalu memprioritaskan tenaga kerja lokal dengan mempertimbangkan kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan operasional.

“Selama beroperasi di Aceh khusunya Aceh timur, kami senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait terutama dalam setiap kegiatan operasi kami, untuk memastikan keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi, dengan tidak meninggalkan prioritas keselamatan, kesehatan kerja, dan perlindungan lingkungan (K3LL) yang selalu menjadi landasan utama operasi kami sebagai perusahaan energi swasta nasional terbesar di Indonesia,” kata Arif Renaldi, seperti dikutip Atjeh Network.

Pihaknya juga mengaku terus berupaya mendukung berbagai program pemerintah, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, dan lingkungan hidup serta berbagai program lainnya yang dilakukan selama beroperasi di Aceh.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang terus mendorong kelancaran operasional perusahaan. “Saya sangat berterima kasih atas dukungan semua pihak selama ini,” ungkapnya.

  • Bagikan