MitraBerita | Aceh, sebuah daerah yang kaya akan budaya dan sejarah, kini menghadapi tantangan serius dalam memulihkan integritas dunia pendidikannya. Dari PPDB bermasalah hingga kasus plagiarisme, serta dugaan jual beli gelar guru besar, Aceh bergerak untuk mengubah paradigma.
Kaukus Penyelamat Integritas Pendidikan Aceh, yang terdiri dari akademisi, guru, dan orang tua siswa, mengeluarkan sejumlah rekomendasi vital. Mereka menyerukan transparansi total dalam PPDB dengan sistem pendaftaran online dan pengawasan independen.
Tidak hanya itu, masalah plagiarisme juga mendapat sorotan. Kaukus mendorong integrasi pendidikan tentang etika akademis sejak dini dan penggunaan teknologi anti-plagiarisme yang lebih efektif.
Selain itu, isu jual beli ijazah dan gelar juga menjadi perhatian serius. Mereka mendesak penerapan regulasi ketat dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku ilegalitas ini untuk memastikan integritas akademik terjaga.
Tak luput dari upaya pemberantasan korupsi di dunia pendidikan, Kaukus menekankan perlunya edukasi anti-korupsi dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan anggaran pendidikan.
Pendidikan moral dan etika tidak ketinggalan, dengan Kaukus menyarankan integrasi nilai-nilai moral dalam kurikulum serta pentingnya keteladanan dari para pendidik sebagai contoh perilaku yang berintegritas.
Kaukus juga menyoroti pentingnya sistem penilaian yang adil dan transparan, serta perlunya pengawasan ketat selama ujian untuk mencegah kecurangan.
Terakhir, dalam proses rekrutmen pejabat pendidikan, mereka menggarisbawahi pentingnya proses seleksi yang transparan dan objektif, serta evaluasi berkala untuk memastikan keberlanjutan perbaikan.
Dengan serangkaian rekomendasi ini, Kaukus berharap dapat memulihkan kepercayaan publik terhadap pendidikan di Aceh. Mereka yakin, langkah-langkah ini akan membawa Aceh menuju sistem pendidikan yang lebih adil, transparan, dan bermutu untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Adapun Kaukus yang menamakan diri sebagai penyelamat integritas pendidikan Aceh itu terdiri dari sejumlah akademisi, guru dan orangtua, yang mengharapkan adanya perbaikan demi mengembalikan integritas pendidikan.
Mereka masing-masing Dr. Saiful Mahdi (Akademisi USK), Dr. Taufiq Abdul Rahim (Akademisi UNMUHA), Dr. Usman (Akademisi UNAYA), Fazzan, P.Hd (Akademisi), Syafriansyah, MA (Guru, Alumni Timur Tengah), Ramadhan Al Faruq, S.Pd.I (Guru), dan Fajri, S.Pd.I (perwakilan dari orang tua siswa).
Para tokoh yang ada dalam Kaukus Penyelamat Integritas Pendidikan Aceh itu menyampaikan rekomendasi ke sejumlah media pers sebagai dukungan mereka terhadap dunia pendidikan. “Mudah-mudahan bermanfaat untuk mengembalikan integritas pendidikan kita,” demikian kata Usman Lamreung pada media ini, Ahad 14 Juli 2024.